"suatu hari nanti, kita pasti bahagia!"
“Jani, kamu pasti kelaperan deh hidup sama aku”
“Aku yakin, hidup kita pasti lebih baik”.
“Aku akan kirim lagi demo tape yang pernah aku buat. Aku berharap banget bisa diterima.. Kamu sabar, ya?”
“Jani, kamu bahagia hidup sama aku?”
“kenapa kamu nanya kayak gitu?”
“gpp.. kamu bahagia?”
“Aku bahagia..”
“Kamu harus bahagia, Jani, suatu hari nanti aku pasti bisa bikin kamu bahagia.”
“Aku percaya..”
“Nanti, gaji pertamaku untuk kita pake buat jalan. Abis tu kita makan enak. Abis tu kita nonton di bioskop kayak dulu.”
Waduh, susah banget ya, hidup mandiri? Dialog di atas itu petikan dari film Radit dan Jani. Filmnya mengisahkan tentang sepasang suami istri rocker, yang hidupnya serabutan. Si Radit pemadat dan pangangguran. Si Jani dari kalangan mampu; sejak awal hubungan mereka tidak direstui ortunya, tapi Jani merasa bahagia bersama Radit. Mereka ngontrak rumah di suatu rumah susun yang kumuh; mereka makan dari hasil mencuri, dan mengutil di supermarket. Tapi katanya, mereka bahagia. Hanya saja, keadaan ga bisa seperti itu terus. Mencuri dan mengutil ga cukup untuk bayar kontrakan, listrik, dan air. Apalagi untuk biayai Radit yang masih candu dengan narkoba. Lebih rumit lagi ketika Jani hamil dan sakit. Ada biaya ke dokter dan biaya nebus resep obat. Saat itulah Radit mulai berusaha untuk kerja yang bener, walaupun cuma jadi buruh kasar. Sementara Jani pun kerja paruh waktu di dapur restoran.
Ending-nya? Nonton sendiri lah
Yang pasti, film ini menginspirasi saya. Bahwa hidup itu susah. Cari duit itu susah. Jangan boros (Ini nasihatnya si mas). Banyak hal yang perlu saya benahi dari pola hidup saya.
Pada hari Jumat, 9 Mei 2008, karena banyak urusan yang berkaitan dengan Puskesmas, monitoring dan presentasi, saya baru tiba di rumah kembali pukul 15.30. Capek, dan panas. Muncul ide untuk refreshing ke salon seperti yang selalu saya lakukan setiap weekend. Semacam kompensasi setelah bekerja seminggulah..
Hair spa atau hair mask!
Atau perawatan di rumah sendiri?
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya jalani pilihan kedua. Dan hasilnya, teman-teman saya pada mengira saya habis hair spa di salonR

Tidak ada komentar:
Posting Komentar